Begitulah kalimat tepatnya. Dalam rangka mengisi liburan sekolah, para santri kecil ini kreatif mengadakan tartil qur’an dimushola-mushola terdekatnya. Bila dulu para anak-anak bersaing keras-kerasan dalam membunyikan petasan, kini nampaknya hal itu sudah mulai berkurang. Dengan adanya penyuluhan bahaya petasan dari guru-guru di pendidikan formal dan non formal ( TPQ ) yang mereka ikuti setiap harinya. Kini para jamaah santri kecil tiap mushola terdengar saling bersaing dalam tadarus Al-Qur’an.
Dalam romadhon ini kegiatan TPA diliburkan, sehubung dengan itu bertepatan juga dengan libur panjang sekolah formal. Anak-anak mengisi kegiatan rutinan tadarus Al-qur’an setelah jamaah shubuh dan setelah jamaah dhuhur. Kegiatan ini dibiasakan mereka agar mereka merasa ringan berpuasa, dalam arti mereka tidak terfikir dengan jajan mereka.
Sambil melatih diri untuk berpuasa, tadarus qur’an berjamaan ini difokuskan juga saat sore hari sehabis mandi sore dan ashar. Tadarus sore dilakukan mereka sambil menunggu waktu untuk berbuka. Jadi hari-hari mereka akan tetap terasa penuh kegiatan tanpa harus menguras tenaga dan fikiran mereka.
(KIM Kapuk Mekar)
Posting Komentar