REOG TAPELAN ( PANTES DAN SLEMET )

Saat kami ( red: penulis) berusaha mencari tahu tentang asal usul reog di Tapelan, kemarin ( 16-06-2014 ) kami menemui salah satu personil dalam anggota reog tersebut dirumahnya. Saat kami bertanya tentang asal mula reog ini Jupri ( 34 Tahun ) tidak tahu persis bagaimana awal mulanya. Ayah dua putri ini menceritakan sekilas tentang reog di Tapelan. Anggota reog Tapelan sekarang terdiri dari 35 orang, yang terbagi dalam 11 pemain musik, 2 vokalis, 7 penari latar putri, 13 pemain atraksi, 2 pemain barongan/kucingan.

Berawal dari tahun 1993, kesenian reog ini kembali beratraksi di Tapelan, setelah beberapa waktu vacum dari kegiatannya. Kevacuman kesenian ini dikarenakan para pemain saat itu sudah mulai tua. Tasmijan adalah generasi ketiga dari keturunannya untuk menghidupkan kembali kesenian ini. Menurut Jupri pendiri reog pertama kali menurut cerita yang dia dengar adalah Bapak Bayan Siran, setelah Bayan Siran wafat diganti oleh Bapak Darmo, kemudian sepeninggalannya bapak Darmo reog mulai vacum karena kehilangan pimpinan dan para personil pun sudah mulai berumur. Melihat kondisi ini Tasmijan punya inisiatif dan semangat untuk menghidupkan kembali kesenian reog, yang merupakan warisan budaya dari bapaknya ( Darmo ).

Dengan pengetahuan dan pengalaman selama mendampingi bapak Darmo, wawasan tentang seni pun berkembang pada diri Tasmijan. Berbekal perijinan dari dinas kebudayaan dan kesenian kecamatan, reog ini mampu bersaing dengan reog lainnya dikancah Kabupaten. Berbagai atraksi yang seru dan menantang mampu dimainkan dengan indah oleh pemainnya. Permainan yang memacu adrenalin, cukup membuat kita tercengang kalau ternyata keahlian ini dimiliki tanpa harus latihan khusus.

Para pemain hanya belajar manual, dengan cara melihat dan mengikuti setiap jadwal kegiatan. Tidak ada latihan khusus untuk para pemain baru bila ada pergantian personil, ungkap Jupri. Pemain yang diikut sertakan pun pada dasarnya juga sudah memiliki kemampuan secara batin dan ketahanan fisik. Sehingga mudah menyesuaikan dengan pemain senior. Rata-rata personilnya adalah lulusan dari berbagai pencak silat. Dengan keanekaragaman tersebut dapat dibuktikan bahwa perbedaan organisasi pencak silat dapat bersatu rukun membangun sebuah kesenian daerah.

Reog biasanya main bila ada tanggapan hajatan mantenan, sunatan, tasyakuran, sambutan tamu dinas, karnaval, kegiatan umum masyarakat dll. Dalam tanggapan individu misalnya sunatan atau mantenan, harga sewa hiburan ini memiliki reting kisaran 1.500.000 s/d 5.000.000

Biaya tersebut sudah termasuk dalam biaya akomodasi, trasportasi, perijinan dan semua perlengkapan. Jadi biaya yang dipasang merupakan biaya bersih bagi penyewa jasa seni. Besar kecilnya biaya diperhitungkan tergantung jarak sewa dari keberadaan seni reog ini. Misalnya bila jarak tempuh semakin jauh maka biaya sewapun semakin mahal.

Hasil dari sekali main tersebut disisakan untuk kas 100.000. Kas ini digunakan untuk biaya perawatan berbagai alat-alatnya, termasuk biaya makhota merak, barongan/kucingan, seragam, biaya kecelakaan saat main, biaya  perlengkapan musik dan biaya kegiatan khusus dalam organisasi.

Durasi waktu main pun tergolong lama. Bila malam hari mulai dari jam 21.00 WIB dan selesai dari jam 03.00 WIB. Untuk durasi siang hari tergantung jadwal jam dari penyewa jasa. Biasanya sebelum main, para personil melakukan ritual tertentu seperti menyajikan menyan, minyak serimpi dan bunga wangi. Ritual ini dipercaya bertujuan untuk keselamatan pribadi pemain saat melakukan atraksi-atraksi yang berbahaya. Karena saat bermain biasanya para pemain tidak sadarkan diri dalam beratraksi, bahasa seninya adalah kesurupan. Bila seji tersebut ada yang kurang mitosnya akan terjadi hal-hal yang tidak berkenan pada diri pemain atau pun yang mengadakan hajatan.

Kucingan/ barongan yang digunakan beratnya mencapai 30 kg. kepala kucingan ini terbuat dari kayu dadapan. Bila kucingan ini ditambah dengan mahkota merak maka beratnya bisa mencapai 60 kg. Namun yang menjadikan kita tercengang adalah mereka memainkan dan mengakat kucingan merak tersebut dengan cara mengigitnya melalui gigi-gigi mereka.  Kucingan dalam reog Tapelan ada dua jenis. Mereka pun memilki nama yang berbeda. Nama kucingan yang diidentifikasi sebagai kucingan wanita adalah Pantes, sedangan kucingan yang diidentifikasi sebagai lelaki adalah Slamet.

Entah dari mana asal mula nama tersebut. Yang jelas mereka meyakin bahwa dalam kedua kucingan tersebut ada penghuninya. Bila bulan Sura datang maka ritual selamatan untuk Slamet dan Pantes pun dilakukan. Biasanya ritual ini dilakukan dihari Jum’at legi dalam bula Sura. Seperti hajatan pada umumnya ritual selamatan ini juga menggunakan tumpeng panggang ayam.
(Mekarsari)
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | KIM Kapuk Mekar | RTIK Bojonegoro
Copyright © 2011. KIM KAPUK MEKAR - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Blogger Bojonegoro
Proudly powered by Blogger