Desa Tapelan Adakan Sedekah Bumi

Inilah salah satu tradisi didesa Tapelan yang terjadi disetiap tahunnya. Entah dari mana asal usulnya tradisi ini terjadi dan dipercaya oleh setiap warga. Seakan menjadi suatu sugesti tersendiri bila ada warga sudah  mempercayai tradisi ini namun tidak ikut menyelenggarakan acara tersebut maka akan terjadi sesuatu yang kurang berkenan dalam hidupnya.

Sedekah bumi atau bahasa umumnya di Tapelan adalah “ manganan ” . Disebut manganan karena para warga saling bertukar tumpeng. Biasanya tumpeng ini disakralkan dengan didoakan  oleh sesepuh desa yaitu modin ( kaur kesra ).  Manganan atau sedekah bumi ini bertempat di pemakaman umum. Didesa Tapelan sendiri terdapat 5 pemakaman yang mengadakan tradisi sedekah bumi. Makam Selembar, makam Randu Alas, makam  Serut, makam Beji, makam Sendang Sambigerang adalah nama-nama makam yang mengadakan tradisi manganan atau sedekah bumi.

Sedekah bumi terjadi setiap tahun sekali dalam rangka menyambut bulan Romadhon. Biasanya sedekah bumi dilaksanakan setelah warga merayakan panen padi dimusimnya. adapun harinya adalah jum'at tertentu. misalnya pada makam selembar dan makam beji manganan dilakukan pada jum'at pon, makam randu alas dan serut pada jum'at legi dan pada makam sendang sambigerang apada jum'at pahing.

Sedekah bumi ini dihadapkan dengan niat saling berbagi sesama warga, namun entah mengapa hal ini dilakukan di tempat pemakaman. Biasanya sebelum warga melakukan bagi jajan dan tukar tumpeng, mereka menabur bunga untuk para leluhurnya yang dimakamkan di pemakaman tersebut. Setelah melakukan tabur bunga mereka membagi jajan yang berasal dari sumbangsih desa dan saling menukar tumpeng. Tukar tumpeng ini dilakukan dengan harapan warga saling merasa selaras sama rata sama rasa sebagai wujud kebersamaan dan kekompakan warga. Wujud syukur dalam rangka menyambut Romadhon dan berbagi sedekah dalam rangka panen, merupakan hal terpuji namun yang menjadi pro dan kontak oleh masyarakat intelegen sekarang adalah tempat pelaksanaannya. Mengapa sedekah bumi dilaksanakan di kuburan?

Inilah yang menjadi problematika masyarakat setempat. Ketika menjadi sebuah obrolan kosong sesama warga, kami ( red: penulis) berusaha mengkonformasi kepada modin ( kaur kesra) yang menjadi tokoh utama dalam moment tersebut. Bapak modin sendiri mengaku tidak tahu pasti asal usul kepercayaan tersebut terjadi dan menjadi sebuah tradisi. “ sebenarnya dalam hati saya kurang pas dengan tradisi ini, karena pada umumnya makam merupakan tempat yang bersih sebagai rumah terakhir, namun mengapa seakan-akan ini menjadi sebuah pesta dipemakaman” ungkap modin Kosren.

Dalam pandangan agama sodakoh memang dianjurkan dan merupakan bagian dari ibadah. Namun pemberian sesaji dimakam serta mengagung-agungkan makam dengan niat yang tidak sesuai dengan ajaran agama, dikhawatirkan hal ini akan mengganggu akidah umat. Beberapa bagian kecil warga desa Tapelan sudah tidak lagi melakukan tradisi ini, karena merasa hal ini tidak ada dalam tuntunan agama. Untuk itu sebagian kecil dari mereka ada yang melakukan hajatan tumpeng di masjid, adapula yang melakukan dirumah pribadi dengan mengundang beberapa  tetangga.

Melakukan hajatan dirumah maupun dimasjid dengan berbagi tumpeng dianggap sebagian warga yang masuk kaum minoritas tadi, adalah hal yang lebih sopan karena secara harfiah tentu tidak mengotori makam dengan berbagai bekas sisa makanan dan bungkusnya. Selain itu juga tidak menimbulkan sebuah tindakkan yang dikhawatirkan menyimpang dari akidah dan ajaran agama.

Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.( QS. Al-Baqoroh:195)

Apapun bentuknya shodakoh adalah tindakan terpuji apabila dilandasi dengan hati yang tulus ikhlas serta niat ibadah kepada Allah SWT.  Waallahualam
( Kapuk Mekar)
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | KIM Kapuk Mekar | RTIK Bojonegoro
Copyright © 2011. KIM KAPUK MEKAR - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Blogger Bojonegoro
Proudly powered by Blogger